MENGENAL 5 JENIS PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Sebelum menegakkan diagnosis suatu penyakit, diperlukan pemeriksaan radiologi untuk membantu mengidentifikasi kelainan atau gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dengan hasil pemeriksaan radiologi, dokter dapat menentukan diagnosis yang lebih akurat serta merancang rencana pengobatan yang sesuai bagi pasien.
Berikut penjelasan macam-macam pemeriksaan radiologi yang telah dirangkum oleh Visi Yosindo Medikal
Pengertian dan Fungsi Pemeriksaan Radiologi
Radiologi dibagi menjadi dua bidang utama:
- Radiologi Diagnostik – Bertujuan untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan memantau kondisi medis melalui pencitraan.
- Radiologi Intervensional – Menggunakan teknik pencitraan untuk membantu prosedur medis invasif minimal, seperti pemasangan kateter atau penghancuran tumor.
Dengan kemajuan teknologi, radiologi berperan penting dalam membantu dokter memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kondisi pasien, sehingga memungkinkan diagnosis dan perawatan yang lebih tepat.
Macam-macam Pemeriksaan Radiologi
- Radiografi
Radiografi merupakan salah satu teknik pencitraan medis yang menggunakan radiasi elektromagnetik untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh, seperti tulang, organ, dan jaringan. Pemeriksaan ini sering digunakan untuk mendeteksi patah tulang, infeksi,, gangguan saluran pernapasan, saluran pencernaan atau kelainan lain yang tidak terlihat dari luar.
Radiografi bekerja dengan menembus jaringan tubuh dalam berbagai tingkat, di mana struktur yang lebih padat, seperti tulang, akan tampak lebih terang pada gambar, sementara jaringan yang lebih lunak tampak lebih gelap.
Meskipun pemeriksaan Radiografi umumnya aman, paparan radiasi dalam jumlah besar atau berulang perlu dibatasi untuk menghindari risiko efek samping jangka panjang. Oleh karena itu, penggunaan Radiografi selalu dilakukan dengan pertimbangan medis yang matang dan sesuai kebutuhan diagnostik.
- CT Scan
CT Scan merupakan teknik pencitraan medis yang menggunakan pencitraan atau imaging. Sama seperti sinar-X, uji ini menunjukkan struktur dalam bagian tubuh. CT Scan dapat menghasilkan gambar yang detail dan berlapis dari banyak struktur di dalam tubuh, termasuk organ internal, pembuluh darah, serta tulang. Pemeriksaan CT scan dapat melihat kondisi dalam tubuh dari berbagai sudut dan potongan.
Berbeda dengan rontgen biasa yang hanya menghasilkan gambar dua dimensi, CT Scan dapat memberikan gambaran tiga dimensi yang lebih jelas, sehingga membantu dokter dalam menegakkan diagnosis yang lebih akurat. Prosedur ini sering digunakan untuk mendeteksi kanker, masalah jantung, cedera internal, dan lainnya.
Meskipun CT scan melibatkan paparan radiasi, tingkatannya rendah sehingga aman dan tidak menimbulkan efek samping dalam jangka panjang. CT Scan memiliki keuntungan dalam memberikan gambaran detail terhadap organ internal dan memandu berbagai prosedur medis. Namun, risiko alergi terhadap zat kontras tetap ada, meskipun jarang terjadi.
- MRI
MRI merupakan teknik pencitraan medis yang menggunakan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detail dari organ dan jaringan dalam tubuh. MRI sering digunakan untuk mendiagnosis berbagai kondisi, seperti gangguan otak, cedera tulang belakang, penyakit jantung, serta masalah pada sendi dan otot.
Berbeda dengan CT Scan atau rontgen, MRI tidak menggunakan radiasi, sehingga lebih aman bagi pasien, terutama untuk pemeriksaan berulang. Pasien pada pemeriksaan ini biasanya akan berbaring di dalam mesin berbentuk tabung dan lebih banyak memakan waktu.
- Fluoroskopi
Fluoroskopi merupakan teknik pencitraan medis yang menggunakan sinar-X secara real-time untuk menampilkan pergerakan organ atau struktur di dalam tubuh.
Berbeda dengan rontgen biasa yang hanya menghasilkan gambar statis, fluoroskopi memungkinkan dokter untuk mengamati proses fisiologis secara langsung, seperti pergerakan saluran pencernaan, aliran darah dalam pembuluh, atau fungsi sendi.
Fluoroskopi juga dilakukan untuk memandu pemasangan kateter, membantu injeksi di area tulang punggung dan sendi, serta memeriksa kondisi tulang setelah prosedur operasi untuk mengembalikan posisinya.
Meskipun fluoroskopi sangat berguna dalam diagnosis dan intervensi medis, paparan radiasinya lebih tinggi dibandingkan rontgen konvensional, sehingga penggunaannya harus dilakukan dengan pertimbangan medis yang tepat.
- Mamografi
Mamografi merupakan prosedur pencitraan medis yang menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mendeteksi dan mendiagnosis kelainan pada jaringan payudara, seperti tumor atau kista.
Pemeriksaan ini sering digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, bahkan sebelum muncul gejala fisik. Selama prosedur, payudara akan ditekan di antara dua pelat untuk meratakan jaringan, sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas, akurat, dan detail sehingga jaringan-jaringan kecil dalam payudara dapat terdeteksi pada pemeriksaan Mammogram.
Pemeriksaan lebih dini sangat disarankan karena semakin cepat kanker terdeteksi, semakin tinggi peluang pengobatan yang berhasil. Meskipun mammogram dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan. Pemeriksaan ini umumnya disarankan untuk wanita berusia di atas 40 tahun atau mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap kanker payudara.
Leave a Reply