Kualitas Gambar X-Ray dan Keselamatan Pasien dipengaruhi oleh FFD yang Tepat
Dalam Penelitian (Nur Mayani & Muflihatun, 2017) PENGARUH VARIASI FOCUS FILM DISTANCE (FFD) TERHADAP HASIL PRESISI PENGUKURAN CARDIOTHORACIC RATIO (CTR).
Dikatakan bahwa dalam bidang pencitraan diagnostik seperti radiologi medis, setiap detail pada gambar X-ray memegang peran krusial dalam pengambilan keputusan. Di balik setiap radiograf yang informatif, terdapat serangkaian prinsip fisika yang diterapkan. Salah satu prinsip fundamental ini adalah pengaturan FFD (Focus Film Distance), yang juga umum disebut SID (Source-to-Image Distance). Memahami FFD bukan hanya tugas teknisi radiografer, melainkan pengetahuan penting bagi siapa pun yang ingin memahami bagaimana X-ray bekerja dan mengapa parameter tertentu begitu vital.
Apa Sebenarnya FFD/SID itu?
Secara sederhana, FFD/SID adalah jarak linear antara sumber penghasil sinar-X (yaitu titik fokus pada tabung X-ray tempat sinar-X dihasilkan) dan detektor gambar (bisa berupa film konvensional, digital radiografi). Sinar-X dipancarkan dari titik fokus ini dan bergerak lurus hingga menembus objek dan mencapai detektor. Karena sifat pancaran sinar-X yang menyebar (divergen), jarak ini secara langsung memengaruhi bagaimana bayangan objek terbentuk dan seberapa akurat representasinya pada gambar akhir.
Mengapa FFD/SID Memiliki Dampak Besar pada Kualitas Gambar?
Sebagai salah satu “faktor primer” yang dapat dikendalikan oleh radiografer—selain kV (kilovoltage) dan mAs (milliampere-seconds)—FFD/SID memiliki pengaruh signifikan terhadap beberapa indikator kualitas gambar X-ray.
1. Magnifikasi Geometris: Ukuran Asli vs Ukuran Gambar
Magnifikasi adalah fenomena di mana ukuran objek pada gambar radiografi tampak lebih besar dari ukuran aslinya. Ini adalah konsekuensi alami dari sifat divergen sinar-X. Semakin dekat objek dengan sumber sinar-X dan jauh dari detektor, semakin besar pula pembesarannya.
- Dalam radiologi medis, tujuan utamanya adalah meminimalkan magnifikasi untuk mendapatkan representasi anatomi yang paling akurat. Contoh paling umum adalah pemeriksaan radiografi toraks PA (posterior-anterior) yang menggunakan FFD panjang (180 cm atau minimal 183 cm). Hal ini dilakukan untuk mengurangi pembesaran jantung, yang secara alami berada cukup jauh dari detektor di dalam rongga dada.
2. Ketajaman Gambar (Focal Spot Blur)
Ketajaman gambar merujuk pada seberapa jelas detail dan batas-batas struktur objek yang tervisualisasi pada radiograf. Salah satu faktor utama yang memengaruhi ketajaman adalah focal spot blur.
Hal ini terjadi karena sumber sinar-X (focal spot) bukanlah titik ideal, melainkan memiliki ukuran tertentu. Sinar-X yang berasal dari berbagai bagian focal spot akan menghasilkan bayangan yang sedikit tumpang tindih, menciptakan area “kabur” di sepanjang tepi objek.
- Pengurangan FFD akan meningkatkan ketidaktajaman geometris.
- Sebaliknya, penggunaan FFD yang lebih besar akan menurunkan focal spot blur dan meningkatkan resolusi spasial (ketajaman). Hal ini berarti detail yang lebih halus dapat dilihat dengan lebih jelas. Hal ini sejalan dengan analogi “bayangan tangan” yang dijelaskan dalam fisika radiografi: semakin jauh tangan dari sumber cahaya, maka semakin tajam bayangan yang dihasilkan.
3. Distorsi Geometris: Perubahan Bentuk Objek
Distorsi adalah perubahan bentuk asli objek pada gambar radiografi, yang disebabkan oleh magnifikasi yang tidak merata pada bagian-bagian objek yang berbeda. Hal ini bisa diakibatkan oleh ketebalan objek, posisi objek, atau bentuk objek itu sendiri. Jika permukaan objek tidak sejajar dengan permukaan gambar (film/detektor) dan/atau arah sinar-X tidak tegak lurus, distorsi dapat terjadi.
FFD yang lebih panjang, dikombinasikan dengan posisi objek yang sejajar dengan detektor, akan membantu meminimalkan distorsi dan menghasilkan gambaran yang lebih proporsional (Nur Mayani & Muflihatun, 2017).
4. Dosis Radiasi dan Hukum Kuadrat Terbalik
Meskipun FFID tidak secara langsung mengatur dosis yang diserap oleh pasien, ia memiliki hubungan erat dengan intensitas sinar-X yang mencapai detektor, sesuai dengan Hukum Kuadrat Terbalik (Inverse Square Law). Hukum ini menyatakan bahwa intensitas radiasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber
Implikasinya:
- Jika FFD diperbesar, intensitas sinar-X yang mencapai detektor akan menurun.
- Untuk mempertahankan densitas (kehitaman) gambar yang optimal, radiografer perlu menyesuaikan parameter eksposi lain, seperti meningkatkan mAs.
Optimalisasi FFD untuk Radiografi Unggul
FFD adalah parameter geometris yang esensial dalam radiografi, berdampak langsung pada magnifikasi, ketajaman, dan distorsi gambar, serta memiliki implikasi penting terhadap dosis radiasi. Hal ini dapat meminimalisir:
- Akurasi Ukuran: Memastikan representasi objek pada gambar sedekat mungkin dengan ukuran aslinya, meminimalkan magnifikasi.
- Ketajaman Detail: Mendapatkan gambar yang tajam dengan focal spot blur minimal, memungkinkan visualisasi struktur halus.
- Keselamatan Pasien: Mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien melalui optimalisasi jarak. Sehingga mendapatkan representasi anatomi yang paling akurat/ketepatan pengambilan gambar.
Dengan pengaturan FFD yang tepat, para profesional radiografi tidak hanya menghasilkan gambar diagnostik, tetapi juga menjamin praktik yang lebih aman dan efisien. Pengetahuan dan penerapan prinsip-prinsip fisika seperti FFD ini adalah fondasi bagi kualitas dan keandalan dalam dunia pencitraan X-ray yang terus berkembang.
Pekanbaru, Indonesia


Leave a Reply