Menjamin Keamanan Ibu dan Anak Sejak Dini dengan Mengoptimalkan Proteksi Radiasi di RSIA

·

·

,

Menjamin Keamanan Ibu dan Anak Sejak Dini dengan Mengoptimalkan Proteksi Radiasi di RSIA

Pelayanan kesehatan modern semakin mengandalkan teknologi pencitraan diagnostik, termasuk radiasi ionisasi seperti X-ray, CT-scan,fluoroskopi, dll. Di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), penggunaan teknologi ini memiliki tantangan dan pertimbangan khusus, dalam menjamin keamanan optimal bagi kelompok rentan: ibu hamil, janin, bayi, dan anak-anak, serta seluruh staf medis. Artikel ini akan mengulas pentingnya proteksi radiasi yang komprehensif di RSIA untuk mewujudkan pelayanan yang aman dan berkualitas.

Mengapa Proteksi Radiasi Sangat Penting di RSIA?

Dalam penelitian Wagner, L. K (2009) mengenai Pregnancy and X-rays: A practical guide for radiographers. Elsevier Health Sciences.Terdapat beberapa indikator pentingnya proteksi radiasi bagi Ibu dan Anak.

1. Kerentanan Biologis Pasien:

  • Janin dan Anak-anak: Sel-sel yang sedang aktif tumbuh dan berkembang jauh lebih sensitif terhadap efek radiasi dibandingkan sel dewasa. Risiko efek stokastik (kanker dan genetik) akibat radiasi lebih tinggi pada usia muda, dan efek deterministik (seperti malformasi pada janin) juga menjadi perhatian serius.
  • Ibu Hamil: Paparan radiasi pada ibu hamil memerlukan pertimbangan matang untuk meminimalkan dosis pada janin, terutama pada trimester pertama. .

2. Prinsip ALARA: Konsep As Low As Reasonably Achievable adalah landasan utama proteksi radiasi. Di RSIA, prinsip ini harus diterapkan dengan sangat ketat, memastikan setiap paparan radiasi terendah namun tetap menghasilkan hasil diagnostik yang maksimal.

3. Keselamatan Staf Medis: Staf medis, termasuk Radiografer, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Obgyn, Dokter Spesialis Anak, Perawat, dan tenaga kesehatan lain yang secara rutin berinteraksi di area radiasi, memiliki risiko paparan dosis radiasi berulang. Meskipun paparan per prosedur mungkin relatif kecil, akumulasi dosis seiring waktu dapat meningkatkan potensi risiko efek stokastik dalam jangka panjang.

Pilar-Pilar Proteksi Radiasi di RSIA

Menurut ICRP Publication(2007) The 2007 Recommendations of the International Commission on Radiological Protection. Untuk mewujudkan lingkungan radiologi yang aman di RSIA, beberapa pilar utama harus diimplementasikan:

  1. Justifikasi Prosedur Radiologi:
  • Setiap permintaan alat pemeriksaan radiologi harus dievaluasi secara cermat dengan melakukan Uji Kesesuaian dan Uji Paparan.
  • Edukasi pasien dan keluarga tentang perlunya pemeriksaan dan langkah-langkah proteksi radiasi yang harus dipatuhi diambil.
  1. Optimisasi Dosis (ALARA):
  • Protokol Khusus Anak dan Ibu Hamil: RSIA harus memiliki protokol dosis dan teknik pencitraan yang disesuaikan untuk ukuran tubuh anak-anak (kVp, mAs, waktu eksposi yang lebih rendah) dan juga protokol khusus untuk ibu hamil untuk meminimalkan dosis pada janin.
  • Teknologi Modern: Penggunaan alat X-ray dan CT-scan modern dengan fitur dosis rendah sangat dianjurkan.
  • Kolimasi Akurat: Membatasi lapangan radiasi hanya pada area yang diperlukan secara diagnostik dengan menggunakan shielding door/lead glass
  • Posisi Pasien: Memastikan pasien dalam posisi yang benar untuk menghindari pengulangan paparan. Sangat direkomendasikan untuk menggunakan Stand Cassette / Table X-Ray pada pemeriksaan pasien yang kurang kooperatif.
  1. Pembatasan Dosis:
  • Perlindungan Individu (Personal Shielding): Penggunaan apron full body, gonad shield, thyroid shield, head shield, protective eyewear, hand glove untuk pasien (tanpa menghalangi area pemeriksaan) dan staf. Khusus untuk ibu hamil, apron timbal tebal harus selalu digunakan pada area abdomen saat pemeriksaan non-abdomen.
  • Desain Ruangan Radiologi: Ruangan harus dirancang dengan dinding, pintu, dan jendela berproteksi timbal yang memadai sesuai standar BAPETEN.
  • Jarak: Memaksimalkan jarak antara sumber radiasi dan individu. Staf harus berada di balik control room saat eksposi.
  • Waktu: Meminimalkan waktu paparan radiasi.
  1. Edukasi dan Pelatihan Berkelanjutan:
  • Seluruh staf yang terlibat dalam penggunaan radiasi harus mendapatkan pelatihan rutin mengenai proteksi radiasi, termasuk pemahaman tentang dosis, efek biologis, dan cara mengoperasikan peralatan dengan aman.
  • Sosialisasi pentingnya prinsip ALARA dan prosedur darurat.
  1. Pemantauan Dosis:
  • Dosimeter Pribadi: Semua staf yang bekerja di area radiasi wajib menggunakan dosimeter (TLD Soca Mata dan TLD Barch) yang dipantau secara berkala oleh lembaga yang terakreditasi untuk memastikan dosis paparan tidak melebihi batas yang diizinkan.
  • Kalibrasi Alat: Peralatan radiologi harus dikalibrasi secara berkala untuk memastikan akurasi dosis yang diberikan.

Peran PT. Visi Yosindo Medikal dalam Proteksi Radiasi di RSIA

Sebagai Importir sekaligus distributor alat-alat radiologi, PT. Visi Yosindo Medikal berkomitmen mendukung RSIA dalam memenuhi standar proteksi radiasi melalui:

  • Penyediaan peralatan radiologi canggih dengan fitur dosis rendah.
  • Distribusi alat pelindung diri (APD) radiasi berkualitas tinggi (apron body, thyroid shield, protective eyewear, hand glove, head shield, dll.)
  • Edukasi dan konsultasi mengenai pemilihan alat yang tepat dan implementasi protokol keamanan radiasi.
  • Seluruh produk kami terdaftar AKL Kemenkes, menjamin kepatuhan terhadap regulasi nasional.

Proteksi radiasi di RSIA bukan hanya tentang kepatuhan terhadap regulasi, tetapi merupakan wujud komitmen terhadap keselamatan dan kualitas pelayanan. Dengan implementasi pilar-pilar proteksi radiasi yang kuat, didukung oleh peralatan yang tepat dan sumber daya manusia yang terlatih, RSIA dapat terus memberikan diagnosa akurat sambil menjaga keamanan optimal bagi ibu, anak, dan seluruh tenaga kesehatan.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami
Scan the code
Halo!
Ada yang bisa dibantu ? Chat dengan CRO Kami