Membandingkan Tingkat Paparan Radiasi
Ketika mendengar kata “radiasi”, banyak orang langsung membayangkan bahaya nuklir, kanker, atau bahkan kematian. Namun, sebenarnya radiasi ada di sekitar kita setiap hari, bahkan secara alami dari bumi, makanan, hingga sinar kosmik dari luar angkasa. Yang membedakan hanyalah jumlah dosis radiasi yang diterima tubuh.
Istilah “radiasi” sangat luas, dan mencakup hal-hal seperti cahaya dan gelombang radio. Dalam konteks kita, istilah ini merujuk pada radiasi “pengion”,merupakan jenis radiasi yang bisa menembus materi dan membuatnya bermuatan listrik (terionisasi). Pada tubuh manusia, proses ionisasi ini dapat mengganggu fungsi normal sel dan jaringan.
Menurut IAEA Radiasi dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat berbagai jenis radiasi pengion, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda:
1. Radiasi Alfa
terdiri dari partikel berat bermuatan positif yang dipancarkan oleh atom-atom unsur seperti uranium dan radium. Radiasi alfa dapat dihentikan sepenuhnya oleh selembar kertas atau oleh lapisan tipis permukaan kulit kita (epidermis). Namun, jika zat pemancar alfa masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, makanan, atau minuman, zat tersebut dapat langsung terpapar ke jaringan internal dan, oleh karena itu, dapat menyebabkan kerusakan biologis.
2. Radiasi Beta
Terdiri dari elektron. Elektron lebih kuat daripada partikel alfa dan dapat menembus 1-2 sentimeter air. Umumnya, lembaran aluminium setebal beberapa milimeter dapat menghentikan radiasi beta.
3. Sinar Gamma
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik seperti sinar-X, cahaya, dan gelombang radio. Radiasi ini bisa menembus tubuh manusia, tapi dapat dihentikan dengan penghalang kuat seperti dinding beton atau timah tebal.
4. Neutron
Neutron adalah partikel tak bermuatan yang tidak langsung menyebabkan ionisasi. Namun, saat berinteraksi dengan materi, neutron bisa menghasilkan radiasi lain (alfa, beta, gamma, atau sinar-X) yang menimbulkan ionisasi. Neutron sangat tembus dan hanya bisa dihentikan dengan bahan tebal seperti beton, air, atau parafin.
Tingkatan Dosis Radiasi dan Dampaknya
1. Tingkat Bahaya Tinggi (Sv besar → efek fatal)
- 10 Sv → Fatal dalam hitungan minggu.
Sekitar 10 Sv bisa menimbulkan dampak yang sangat serius, bahkan berpotensi fatal dalam beberapa minggu, karena tubuh akan mengalami kerusakan parah pada organ vital maupun sumsum tulang.
- 6 Sv → kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Uni Soviet pada tahun 1986, diman para korban meninggal dalam jangka waktu 1 bulan.
Hal ini menunjukkan bahwa dosis sebesar ini sangat berbahaya, meskipun dampaknya tidak langsung seketika. - 5 Sv → Dosis tunggal bisa membunuh setengah dari orang yang terpapar dalam sebulan.
Kondisi ini sering disebut LD50 (dosis yang mematikan bagi 50% orang). - 1 Sv → Sudah bisa menimbulkan penyakit radiasi akut (ARS): mual, muntah, kelemahan, kerusakan darah.
2. Tingkat Sedang (masih berbahaya, tapi bukan langsung fatal)
- 0.4 Sv (400 mSv) → Tingkat radiasi terdeteksi di Fukushima (2011).
Cukup tinggi, dapat menimbulkan risiko kesehatan bila terpapar dalam waktu lama.
- 0.35 Sv (350 mSv) → Paparan rata-rata pada warga yang direlokasi dari Musibah Chernobyl.
Tidak langsung fatal, tapi meningkatkan risiko kanker jangka panjang. - 0.10 Sv (100 mSv) → Batas paparan yang direkomendasikan untuk pekerja radiasi setiap 5 tahun.
Ini adalah ambang batas keamanan regulasi internasional (ICRP), bukan berarti aman total, tapi dianggap risiko masih bisa diterima bila diatur ketat.
3. Paparan Radiasi Rendah (Umum dalam Kehidupan Sehari-hari)
- 0,01 Sv (10 mSv)
Setara dengan satu kali pemeriksaan CT-scan seluruh tubuh. Risikonya kecil, tetapi tetap dipertimbangkan oleh dokter agar tidak dilakukan berulang tanpa alasan medis yang jelas.
- 0,001 Sv (1 mSv)
Paparan rata-rata yang diterima manusia setiap tahun secara alami, misalnya dari sinar kosmik, tanah, makanan, dan radiasi lingkungan lainnya. Ini adalah level yang dianggap wajar dan tidak berbahaya.
Radiasi memang berbahaya, tetapi tingkat bahayanya tergantung pada dosis. Pemeriksaan medis seperti rontgen atau CT-scan melibatkan dosis jauh lebih kecil dibandingkan paparan radiasi dari kecelakaan nuklir. Dengan regulasi ketat, perlindungan radiasi, serta penggunaan teknologi modern, risiko paparan dapat ditekan hingga aman.
Masyarakat sebaiknya lebih fokus pada keselamatan dan proteksi, bukan hanya ketakutan. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa mendapatkan manfaat besar dari teknologi berbasis radiasi tanpa harus mengorbankan kesehatan.
Pekanbaru, Indonesia


Leave a Reply