Kalibrasi Pesawat X-Ray: Mengapa Penting untuk Akurasi, Keselamatan, dan Kepatuhan Regulasi

·

·

, ,

Kalibrasi pesawat X-ray merupakan prosedur pengukuran dan pembandingan kinerja alat terhadap standar acuan yang diakui secara nasional maupun internasional. Tujuannya bukan untuk memperbaiki komponen, tetapi untuk mendeteksi deviasi, mengukur selisih hasil pengukuran, dan mendokumentasikan kondisi aktual alat sebagai dasar jaminan kualitas, keselamatan radiasi, dan kepatuhan regulasi.

Melalui proses ini, parameter penting seperti kVp, mAs, dan dosis dibandingkan dengan nilai standar sehingga dapat diketahui apakah pesawat X-ray masih bekerja dalam batas toleransi yang ditetapkan atau sudah menunjukkan penyimpangan yang perlu ditindaklanjuti.

Fungsi dan manfaat utama kalibrasi

dalam Journal of Medical Physics: pengukuran kVp, dosis udara (air kerma), HVL, dan traceability instrumen. dikatakan bahwa fungsi dan manfaat utama kalibrasi adalah :

  • Mengetahui akurasi alat — memastikan kVp, mAs, waktu eksposur, dan output dosis sesuai spesifikasi pabrikan dan kebutuhan klinis.
  • Menjamin ketertelusuran — hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan legal.
  • Menjamin keandalan & perencanaan perawatan — mendeteksi tren deviasi sehingga dapat dijadwalkan pemeliharaan sebelum terjadi kegagalan.
  • Melindungi pasien dan tenaga kesehatan — menghindari dosis berlebih atau pengulangan pemeriksaan akibat kualitas citra buruk.

Parameter penting yang biasanya dikalibrasi

    • Tegangan tabung (kVp) — memengaruhi kontras dan penetrasi sinar.
    • Arus dan muatan (mA / mAs) — menentukan jumlah foton dan densitas gambar.
    • Waktu eksposur — memastikan eksposi tepat untuk pengaturan yang dipilih.
    • Output radiasi / air kerma (mGy atau mGy/mAs) — mengukur dosis yang dihasilkan.
    • HVL (Half Value Layer) — mengukur kualitas spektrum sinar (filtrasi efektif). HVL juga digunakan untuk verifikasi filtrasi total dan safety.
    • Linearitas & konsistensi output — memastikan perubahan pengaturan memberikan perubahan output yang proporsional.

Proses kalibrasi — gambaran umum langkah-langkah

  1. Persiapan — verifikasi kondisi lingkungan (suhu, kelembapan), persiapan perangkat ukur yang telah dikalibrasi (traceable).
  2. Pengukuran kVp & waktu — menggunakan meter kVp / timer untuk membandingkan hasil dengan setting pada generator.
  3. Pengukuran output/dosis — mengukur air kerma pada jarak dan kondisi standar.
  4. Pengukuran HVL — menempatkan filtrasi yang diketahui untuk menentukan tebal bahan yang mengurangi setengah intensitas.
  5. Uji linearitas & reproducibility — beberapa pengukuran pada pengaturan berbeda untuk menilai konsistensi.
  6. Pelaporan — hasil, ketidaksesuaian, rekomendasi perbaikan/pemeliharaan, dan sertifikat kalibrasi jika lulus.

Kalibrasi harus dilakukan oleh laboratorium/petugas terlatih dan lebih diutamakan oleh lembaga yang terakreditasi ISO/IEC 17025 untuk memastikan traceability dan validitas hasil.

Frekuensi kalibrasi dan persyaratan regulasi (Indonesia)

  • Regulasi BAPETEN dan pedoman teknis nasional mewajibkan pengukuran melalui kalibrasi, beberapa peraturan mengatur jenis peralatan yang wajib dikalibrasi dan lembaga penguji yang berwenang. Penggunaan pesawat X-ray portable juga mendapat perhatian regulatori khusus.
  • Permenkes tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan (dokumen terkait) mensyaratkan pengujian/kalibrasi berkala untuk alat kesehatan. Fasilitas diwajibkan memiliki inventaris alat dan jadwal uji/kalibrasi.

Secara umum, banyak fasilitas kesehatan menerapkan kalibrasi tahunan untuk sebagian besar unit X-ray diagnostik. Namun, frekuensi ini dapat ditingkatkan, misalnya setiap enam bulan. Apabila tingkat penggunaan alat sangat tinggi, ditemukan deviasi pada hasil pengukuran, atau setelah dilakukan perbaikan besar yang berpotensi mempengaruhi kinerja pesawat X-ray.

Dampak bila tidak melakukan kalibrasi secara berkala

Dari sisi keselamatan, ketidaktepatan parameter X-ray dapat meningkatkan risiko dosis berlebih pada pasien serta paparan yang tidak perlu bagi tenaga kesehatan.

Dari aspek kualitas layanan, gambar radiografi yang buruk akan menyebabkan pengulangan pemeriksaan sehingga menambah biaya, waktu, dan paparan radiasi.

Secara legal dan akreditasi, fasilitas dapat dianggap tidak memenuhi persyaratan BAPETEN, Kemenkes, maupun standar akreditasi rumah sakit, yang berpotensi menimbulkan sanksi administratif atau kendala dalam proses akreditasi.

Selain itu, terdapat risiko finansial dan reputasi, seperti kemungkinan klaim malpraktik maupun menurunnya kepercayaan klinis terhadap fasilitas kesehatan.

Kalibrasi bukan sekadar kewajiban administrasi — ini investasi dalam keselamatan pasien, akurasi diagnosis, dan keberlanjutan operasional fasilitas kesehatan. Data kalibrasi yang baik membantu pengambilan keputusan saat kapan mengganti tabung X-ray, kapan melakukan preventive maintenance, dan bagaimana menjaga mutu layanan radiologi.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami
Scan the code
Halo!
Ada yang bisa dibantu ? Chat dengan CRO Kami